Hormon, Imun, dan Kimia
Prakata
Tubuh mengalami reaksi kimia kompleks untuk regulasi biokimia sehingga mencapai kesetimbangan fisiologis. Regulasi tersebut di antaranya sistem endokrin dan daya tahan tubuh.
Hormon adalah zat yang dibentuk oleh bagian tubuh tertentu yang membawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel dalam jumlah kecil kemudian dibawa ke jaringan tubuh lain, serta memiliki pengaruh dalam aktivitas sel-sel tubuh. Hormon dihasilkan baik di otak bagian (hipotalamus dan hipofisis) maupun di luar otak (pankreas, kelenjar tiroid, adrenal, dan organ reproduksi.
Pada sistem endokrin, hormon yang disekresikan dari kelenjar didistribusikan organ spesifik melalui pembuluh darah sebagai bentuk respon terhadap stimulus. Sebagai contoh testosteron dan kortisol yang memiliki kerja antagonis memengaruhi tingkat agresivitas atas lingkungan yang mendesak, sementara hormon insulin untuk regulasi gula darah saat pencernaan berlangsung.
Imunologi adalah cabang ilmu biologi dari ilmu biomedik yang mencakup studi tentang sistem kekebalan tubuh pada semua organisme. Bagan imunologi mengukur dan mengkontekstualisasikan fungsi fisiologis sistem kekebalan pada keadaan sehat dan sakit, kerusakan sistem kekebalan pada gangguan imunologis seperti penyakit autoimmune, hipersensitivitas, defisiensi imun, dan penolakan transplantasi serta karakteristik fisik, kimiawi dan fisiologis dari komponen sistem kekebalan tubuh in vitro, in vivo dan in situ.
Sementara pada sistem imunitas, tubuh memiliki respon imun innate dan adaptive untuk mempertahankan daya tahan dari pajanan mikroorganisme dan virus. Berbeda dengan sel imun innate seperti natural killer (sel NK) dan makrofag yang bereaksi saat infeksi berlangsung, sel imun adaptive seperti sel T dan sel B memerlukan waktu untuk mengenali antigen. Karakter khas sel imun yang terlibat di setiap jenis imunitas membuat observasi penanda sel menarik untuk ditelusuri. Penanda seluler tersebut dapat dideteksi dengan metode flowcytometry melalui label berfluoresens terpaut antibodi yang akan membentuk ikatan penanda spesifik sel imun target. Selain perubahan karakter seluler, perubahan sitokin juga perlu untuk diamati. Pengukuran berbagai macam sitokin dapat dilakukan dengan berbagai macam metode seperti ELISA dan pemeriksaa beads multiplex assay dengan Luminex dan Flowsitometri yang dapat memeriksa beberapa analit langsung.
Semua metabolit dapat diketahui kadar maupun aktivitasnya dalam berbagai macam sampel pada manusia,hewan maupun tanaman. Alat ukur mulai dari spektrofotometer dengan berbagai panjang gelombang dan flowsitometer dapat dilakukan dengan prinsip imunologi.
Jenis Penelitian
No. | Layanan |
---|---|
1. | ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay) untuk berbagai analit dengan jenis sampel yang bervariasi (serum, plasma, cairan tubuh lainnya, homogenat jaringan, lisat supernatan kultur) yang bersumber dari manusia maupun hewan. |
2. | Pemeriksaan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 200-700 nm |
3. | Pemeriksaan berbagai petanda sel dan protein intraseluler menggunakan flow cytometry. |
Kontak
Dra. Neneng Gusniarti
Ka. Unit HIK
niardjaroem@gmail.com
Saraswati Pradipta
Asisten Riset
pradipta.saras008@gmail.com